Selasa, 28 Desember 2010

Jaringan Komputer di Indonesia dan Perangkatnya BY:RINALDI KURNIA E (085514254)

Jaringan Komputer di Indonesia dan Perangkatnya   BY:RINALDI KURNIA E (085514254)

Surat kabar, buku, radio dan telelvisi sudah merupakan bagian kehidupan sehari-hari bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Dengan bertambah canggihnya teknolgi mikroelektronika, Fax dan komputer akan mengambil porsi yang cukup besar dalam dunia informasi di Indonesia. Lima tahun yang lalu, nomor telepon di perkantoran yang khusus digunakan untuk fax masih sangat langka.

Saat ini, nomor telepon Fax sudah merupakanhal yang lazim digunakan di perkantoran. Hal ini menunjukkan bahwa informasi memegang peranan dalam beberapa bidang penting seperti bidang usaha, industri dan pendidikan. Kelancaran proses aliih informasi dan pengolahan data akan sangat membanu berkembangnya dunia usaha, industri dan pendidikan untuk banyak hal, proses alih informaaasi dan pengolahan data akan lebih cepat jika berlangsung antar komputer dibandingkan dengan fax. Bukan tidak mungkin, saluran khusus untuk komunikasi antar komputer (lebih dikenal sebagai jaringan komputer) merupakan hal yang lazim di masa mendatang.

Untuk memungkinkan komunikasi antar komputer, prasarana jaringan komputer yang meliputi wilayah luas perlu dikembangkan. Beberapa alternatif telah dicoba dikembangkan, seperti SKDP (PT Telkom) dan tak lama lagi di beberapa daerah kecil akan beroperasi sistem ISDN (juga dikelola oleh PT Telkom). Alternatif lain yang cukup menarik untuk dikaji adalah jaringan komputer paket radio yang saat ini digunakan oleh tidak kurang dari 2400 orang di seluruh Indonesia, dengan komposisi pengguna : 69% pengguna di perguruan tinngi, 18% pengguna di lembaga pemerintah, 4% pengguna di lembaga pemerintahan, 4% pengguna di lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan 5% pengguna berada di industri/badan kooomersial.

Teknologi yang digunakan pada jaringan komputer, merupakan perkembangan teknologi SKDP (PT Telkom). Protokol AX.25 digunakan pada link layer, yang merupakan perkembangan protokol X.25 (SKDP). Diatas protokol AX.25 digunakan protokol/InterNet Protokol) yang memungkinkan integrasi berbagai jenis komputer ke dalam jaringan. Adapun aplikasi utama yang dijalankan dalam jaringan komputer ini adalah :
• Surat elektronnik.
• Diskusi / konferensi secara elektronik.
• Pengiriman berkas / file secara elektronik
• Akses pada distributed database.
• Fasilitas talnet untuk kerja pada komputer yang berjauhan.

Satu hal yang membedakan aplikasi jaringan komputer dengan teknologi lainnya adalah tidak adanya batasan dimensi ruang & waktu. Sebagai contoh, diskusi / seminar / konferensi secara elektronikdapat berlangsung kapan saja, di mana saja bahkan tidak terikat pada batas-batas negara. Globalisasi sangat terasa dengan adanya jaringan komputer.

Pada kesempatan ini akan dibahas secara garis besar beberapa alternatif perangkat keras yang dapat digunakan di PaguyubaNet. Usaha-usaha yang tengah kami lakukan untuk membuat prototipe sederhana perangkat ini akan dilaporkan. Prototipe perangkat keras yang akan dikembangkan sangat sederhana sehingga mudah diadopsi oleh industri elektronika di Indonesia dan bahkan sebetulnya para hobby elektronnika dapat merakit sendiri dengan mudah. Akhirnya, pemikiran tentang standarisasi arsitektur jaringan akan diketengahkan.

Alternatif perangkat keras untuk bergabung dalam PaguyubaNet secara umum dapat dibagi dalam tiga pilihan seperti tampak pada Tabel 2. Perbedaan utama alternatif satu dangan yang lain adalah pada perangkat keras perantara komputer mikro dengan radio. Tiap alternatif mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Pilihan pertama adalah konfigurasi yang umum digunakan oleh stasiun PaguyubaNet di Indonesia. Alternatif ini terdiri atas kombinasi komputer mikro-Terminal Node Controller ( TNC)-radio. Perangkat TNC yang digunakan umumnya dibeli dari luar negeri. Prosesor mikro dalam TNC menjalankan program yang mengatur tata cara komunikasi antar dua komputer dalam jaringan. Tata cara ini dikenal dengan sebutan AX.25. Selain prosesor mikro dalam TNC, terdapat rangkaian modem untuk memungkinkan pengiriman data menggunakan radio. TNC sudah dapat kita buat sendiri di ITB dengan biaya setengah dari harga jual TNC buatan luar negeri.

Penggunaan konfigurasi 1 memungkinkan pengkaitan bermacam-macam jenis komputer mikro dalam jaringan PaguyibaNet melalui perangkat TNC. Perangkat lunak yang digunakan dikenal sebagai Network Operating System (NOS) yang memungkinkan menjalankan TCP/IP sehingga bisa mengkaitkan network menggunakan radio dengan sistem jaringan lainnya. Perangkat NOS dapat diperoleh secara cuma-cuma dari kami di Computer Network Research Group, IUC Micro-electronics ITB.

Saat ini, jenis komppputer mikro yang umum digunakan di Indonesia adalah PC kompatibel. Melihat keseragaman jenis komputer mikro, maka rpogram AX.25 yang dijalankan dalam TNC sebetulnya dapat kita pindahkan ke komputer mikro. Cukup dengan menambahkan "medem berkecepatan rendah" (1200 bit per detik), komputer mikro dapat disambungkan ke PaguyubaNet seperti tampak pada alternatif 2. Modem kecepatan rendah ini sangat sederhana dan mudah dirakit oleh industri kecil elektronika bahkan oleh para hobby elektronika. Rangkaian untuk modem sederhana 1200bps sudah cukup luas dipublikasikan di Indonesia, seperti majalah InfoKomputer dan majalah Elektron. Beberapa industri kecil sudah mulai memproduksi modem ini dengan harga jual sekitar Rp 150.000/modem. Saat ini, modem 1200bps sederhana ini yang menjadi tulang punggung perkembangaan jaringan di Indonesia.
Alternatif terakhir (3) adalah konfigurasu stasiun paket radio untuk operasi kecepatan tinggi. Kecepatan modem yang tengah dijajaki adalah 56Kbps minimum (sekitar lima puluh kali lipat kecepatan yang digunakan pada alternatif 1 dan 2). Alternatif ini diperlukan untuk menyambung berbagai jaringan komputer lokal di gedung-gedung yang umumnya berkecepatan tinggi (sekitar 10Mbps). Juga sebagai tulang punggung saluran komunikasi data kecepatan tinggi antar kota. Pembuatan prototipe alternatif 3 tengah dijajaki oleh beberapa staff peneliti di jurusan Teknik Elektro ITB dengan mengadopsi teknologi di PaguyubaNet. Prototipe perangkat yang perlu dikembangkan adalah, card komunikasi khusus pada mikro komputer untuk bekerja pada kecepatan tinggi; Modem kecepatan tinggi; dan perangkat radio khusus yang mampu bekerja pada kecepatan tinggi. Proses perancangan dan perangkat-perangkat ini relatif cukup rumit dibandingkan dengan alternatif-alternatif sebelumnya. Walaupun demikian, kami yakin industri elektronika yang cukup besar seperti PT INTI, PT LEN Industri, PT Elektrindo Nusantara dan PT Elnisa mampu melakukan hal-hal ini dengan baik.

Tata cara komunikasi merupakan faktor penting pada pengkaitan jaringan komputer lokal digedung-gedung menggunakan alternatif 3. Pemilihan tata cara komunikasi dilakukan dengan memperhitungkan kompatibilitas dengan cara komnukasi yang umum digunakan. Saat ini, tata cara komunikasi TCP/IP merupakan standar yang digunakan di jaringan-jaringan komputer lokal di gedung-gedung. TCP/IP mulai dikembangkan sekitar sepuluh tahun lalu atas biaya angkatan bersenjata Amerika Serikat. TCP/IP mengatur pengkaitan berbagai komputer dalam jaringan yang terkait wilayah luas tanpa tergantung pada jenis saluran fisik yang digunakan. Keandalan jaringan diawasi secara seksama selama prosees komunikasi berlangsung. Berbagai penggunaan seperti pengiriman surat elektronis dan file antar komputer dapat dilakukan dengan mudah menggunakan TCP/IP. Jelas bahwa proses pengembangan jaringan komputer wilayah luas akan sangat dipermudah dengan mengadopsi tata cara komunikasi standar seperti TCP/IP.

TCP/IP saat ini tengah giat dipelajari dan dikembangkan antara lain di Computer Network Research Group, PAU Mikroelektronika ITB. Keterangan cukup lengkap, berupa buku dan file di disket komputer, source code perangkat TCP/IP dapat diperoleh secara non-komersial dari lembaga di atas. Perangkat lunak beserta source code (file program) TCP/IP untuk komputer mikro dapat diperoleh secara non-komersial untuk penggunaan di dunia pendidikan dan amatir radio. Pengambangan perangkat lunak ini tengah dilakukan di lembaga di atas untuk membuka kemungkinan pengkaitan jaringan komputer lokal di berbagai gedung perkantoran menggunakan radio.

Sistem Kendali Digital Otomatisasi Pembangkit Tenaga Listrik

Memasuki akhir abad 20 ini, sejalan dengan keberhasilan perkembangan mikroprosesor dan komputer, dunia diserbu oleh kehadiran berbagai produk elektronik yang seerba otomatis. Hal ini merupakan jawaban terhadap tuntutan masyarakat yang menghendaki peralatan-peralatan yang serba cepat dan efisien, terutama memasuki era globalisasi sekarang ini. Diharapkan dengan menggunakan peralatan serba otomatis, selain mampu memperoleh hasil yang lebih baerdaya guna dan berhasil guna, juga mampu menekan kesalahan yang bersumber dari manusia (human error).

Untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan agar dapat bersaing di pasar dunia, terutama memasuki era pasar terbuka, dunia industri pun dituntut untuk terus menghasilkan produk-produk aru. Sebagai akibatnya kebutuhan akan energi listrik pun semakin bertambah besar. Agar energi listrik yang tersedia mampu digunakan secara efisien, berbagai usaha pun dilakukan oleh pihak penyedia listrik. Salah satu diantaranya adalah melakukan otomatisasi pembangkit listrik.

Konsep Otomatisasi

Pada tahap awal perkembangannya, pembangkit listrik dirancang untuk beroperasi dengan pola base-load. Dengan pola ini, pembangkit akan selalu beroperasi penuh tanpa melihat beban yang diperlukan konsumen. Dengan demikian, banyak daya listrik yang terbuang. Untuk mengatasi masalah ini, pola operasi pun diusahakan untuk diubah. Pola operasi yang paling diharapkan adalah full load-following. Dengan pola ini, pembangkit akan beroperasi secara otomatis mengikuti tingkat kebutuhan daya yang digunakan konsumen. Namun, untuk mengoperasikan pembangkit listrik dengan pola ini dibutuhkan sistem pengendali yang benar-nbenar canggih, khususnya pada pembangkit listrik yang sistemnya sangat kompleks seperti PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir).

Setingkat di bawah pola full load-following adalah semi load load-following. Pada pola ini sistem pembangkit uap selalu beroperasi secara penuh (seperti base-load), sedangkan frekuensi turbin dan generator melalui kendali frekuensi otomatis (automatic frequency control disingkat AFC). Sistem pengendali yang diperlukan pada pola ini, meski pun tidak serumit pola full load-following, tingkat otomatisasinya harus tinggi. Hal ini disebabkan perubahan operasi pada turbin dan generator akan mempengaruhi pula sistem pembangkitan uapnya. Saat ini, pola inilah yang mulai diterapkan pada pembangkit-pembangkit listrik bertenaga batu-bara dan gas.

Sistem Kendali Digital (Digital Control System)

Berbeda dengan sistem kendali diaplikasikan pada peralatan elektronik yang kita gunakan sehari-hari, perkembangan sistem kendali pada pembangkit listrik boleh dikatakan sangatlamban. Bila pada peralatan elektronik seperti telepon, AC, refrigerator, radio dan TV telah digunakan sistem kendali digital modern seperti fuzzy dan neural network, maka pada pembangkit listrik yang umumnya masih dipakai adalah sistem kendali klasik PID (proportional-integral-derivative). Hal ini disebabkan kondisi sistem pembangkit listrik yang sangat kompleks dipandang dari sudut pengendalian Bila peralatan elektronik seperti radio, mesin cuci, dan refrigerator merupakan sistem linier dan umumnya merupakan sistem dengan masukan dan keluaran tunggal (SISO= single input single output), maka pembangkit listrik merupakan sistem dengan masukan dan keluaran banyak (MIMO=multi input multi output) dan bersifat tak llinier. Selain itu umumnya pembangkit listrik memiliki sistem kendali lebih dari satu, masing-masing mengendalikan satu sub-sistem. Karena sub-sistem sub-sistem tersebut bekerja saling berhubungan maka sistem kendalinya pun harus saling berhubungan. Kemudian untuk lebih menjamin keamanan, pada sebagian jenis pembangkit listrik, sistem kendalinya masih dibagi atas sistem kendali proses (prosess control system) dan sistem kendali proteksi (protection control system). Ini memerlukan tingkat otomatisasi yang tinggi yang hanya dapat ditangani oleh digital sistem kendali dengan prosesor komputer paralel.

Kompleksnya sistem pembangkit listrik menyebabkan upaya pemanfaatan kendali digital dilakukan setahap demi setahap. Bagian paling utama yang diupayakan untuk diganti adalah ruang pengendali. Hal ini terutama untuk mengurangi kesalahan yang bersumber dari operator (human error).

Di Indonesia engineers yang berkecimpung dalam bidang elektronika dan instrumentasi, khususnya yang mendalami sistem pengendalian, belum banyak berperan dalam perancangan terutama untuk pembangkit listrik. Namun, para teknisi dan engineers perlu segera dipersiapkan setidak-tidaknya untuk menangani perawatan dan perbaikan, sehingga kita tidak tergantung kepada pihak luar. Untuk jangka panjang, dalam upaya menuju industri yang mandiri, para engineer kita perlu dipersiapkan untuk segeramelakukan alih teknologi dalam masalah perancangan sistem kendali ini. Tent saja ini memerlukan kerja sama para engineer yang ada di badan-badan litbang milik pemerintahdan perguruan tinggi yang didukung oleh pihak swasta.













ISDN : Jaringan Telekomunikasi Digital Pelayanan Terpadu

Perkembangan teknologi telekomunikasi terasa semakin cepat, terutama dengan pesatnya kemajuan teknologi komputer dan informatika.

Saluran telepon, yang awalnya hanya untuk komunikasi suara, sekarang sudah banyak dimanfaatkan juga untuk komunikasi data, teks dan gambar atau grafik. Apalagi dengan munculnya jaringan komputer global yang disebut Internet, perkawinan antara teknologi informasi dan telekomunikasi ini akan menjadikan dunia berada di genggaman Anda.

Bagaimana dengan jaringan telepon untuk itu?

Bayangkan, bila saat ini Anda memegang sebuah Laptop, kemudian dengan perantara telepon selular Anda masuk ke jaringan Internet, maka Anda sudah dapat melanglang buana. Anda berkomunikasi dengan kolega yang berada di lain benua, lewat sura, teks, data, citra dan bahkan video.

Namun, hal itu tidak akan terlaksana dengan baik bila jaringan telepon yang ada masih kurang mendukung terutama kecepatannya atau banyaknya data yang dapat disalurkan per satuan waktu. Untuk itulah, Indonesia dalam waktu dekat akan mengoperasikan Jaringan Digital Pelayanan Terpadu (JDPT) atau lebih dikenal dengan istilah aslinya sebagai Integrated Services Digital Network (ISDN).

Banyak keuntungan yang diperoleh bila komunikasi telepon, faksimil, teks, video, transmisi data, gambar dan jaringan komputer menggunakan layanan ISDN ini. Di antaranya adalah kecepatannya yang dapat mencapau 144 Kbps (Kilobit per second) atau bahkan hingga 2 Mbps (Megabit per second).

ISDN dapat digambarkan sebagai jaringan telekomunikasi melalui perombakan jaringan telepon, yang dapat melayani aplikasi suara maupun non suara seperti data, teks, citra, dan video pada satu jaringan yang sama.

Teknologi jaringan ini diprakarsai oleh H. Shimada pada suatu pertemuan CCITT tahun 1971. Kemudian, aplikasi ISDN segera terwujud setelah CCITT merekomendasikan standar Red Book (1985) dan standar Blue Book (1988) dalam wujud Narrow Band (N-ISDN).
ISDN dikembangkan dari jaringan telepon dengan mengusahakan agar tidak melakukan perubahan secara mendasar pada sentral telepon yang sudah ada. Sebab saat ini pada dasarnya jaringan telepon yang telah tersebar secara luas di dunia sudah menggunakan teknik digital pada bagian transmisi dan switching-nya.

Jika kita ikuti berita selama satu setengah dasawarsa terakhir, Indonesia telah secara gencar meluaskan jaringan dan mengganti seluruh sentral telepon analog ( telepon 0ntel) menjadi sentral telepon digital (Sentral Telepon Digital Indonesia, STDI). Perluasan jaringan memproyeksikan pemasangan sebesar 5 juta satuan sambungan (SST) pada akhir PELITA VI.

Sampai saat ini telah dilaksanakan kerja sama dengan mitra asing untuk pembangunan pertelekomunikasian di Indoensia. Tercatat perusahaan telekomunikasi Jepang, NEC dalam pembangunan STDI II (NEAX-61) dan AT & T (5ESS). Di samping adanya upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan , secara langsung maupun tidak langsung, ini merupakan upaya yang bagus untuk memperlancar evolusi ke arah JDPT.

STDI menjadi JDPT

Pengembangan STDI dengan kemampuan JDPT menganut beberapa pokok pikiran. Seperti, aplikasi tidak boleh mempengaruhi aplikasi non-ISDN yang sudah ada. Perubahan dari sentral non-ISDN menjdai sentral ISDN hanya bersifat tambahan (add-on). Pelanggan ISDN dan non-ISDN harus dapat ditangani dalam jaringan yang sama. Dengan kemajuan teknologi ISDN, jaringan STDI harus dapat menyesuaikan secara ekonomis.

STDI dapat berfungsi sebagai sentral lokal, interlokal, maupun internasional , bahkan dapat dipakai sebagai sentral lokal, interlokal, maupun internasional, bahkan dapat dipakai sebagai sentral mobile maupun dibentuk sebagai kontainer untuk dapat memenuhi permintaan beberapa feature yang menarik, seperti yang ditawarkan Telkom sebagai hotline, pemutaran nomor sandi, pengalihan nomor telepon, pemanggilan langsung, penerimaan ganda, dan fungsi-fungsi otomatisasi lainnya.

Aplikasi STDI ditata dengan struktur hardware berupa sentral yang terdiri atas subsistem-subsistem DLU (Digital Line Unit), LTG (Line Trunk Grup), SN (Switching Network), CCNC (Common Cannel Network Controller), CP (Coordination Processor).

Mekanisme Pelayanan

Dikenal dua macam cara untuk akses ke JDPT yaitu Basic Access (micro access) dan Primary Access (macro access).
Basic Access memiliki dua kanal berkecepatan 64 Kbps, untuk transmisi suara, data, text, dan grafik. Kanal ini disebut sebagai D-Channel. Dengan demikian akan terdapat jaringan dengan kecepatan (64 Kbps x 2) + 16 Kbps = 144 Kbps.
Simak kembali Gambar A. Terlihat bahwa terdapat bagian blok yang beraster. Bagian-bagian tersebut merupakan alat-alat yang ditambahkan pada STDI agar berfungsi menjadi JDPT. Dengan menambahkan modul SLMD (Subscriber Line Module Digital) dalam DLU, Basic Access JDPT dapat diaplikasi dalam STDI.
Dalam segi hardware, Basic Access mengenal dua macam interface yaitu U-Interfaace yang terpasang di antara sentral dan transmisi jaringan (Network Termination,NT) dan S-Interface yang terpasang di antara NT dan terminal pelanggan (lihat gambar C).
Dalam prakteknya, Basic Access masih menggunakan dua kawat tembaga sebagai kanal transmisi yang menghubungkan DLU dengan NT (bagian U-Interface). Tent ini merupakan penghematan yang sangat besar, sebab tidak ada pergantian struktur transmisi jaringan telepon yang sudah ada saat ini dan telah dipakai secara meluas.
Peralatan NT sendiri ditempatkan di rumah pelanggan dan memerlukan catu daya listrik untuk mengaktifkannya. Beberapa perusahaan mitra dari mancanegara yang turut berkiprah dalam proyek STDI telah siap dengan produk NT-nya.
Pada sisi pelanggan (bagian S-Interface), dipakai 4 buah kawat passive bus dengan panjang maksimal 150 m dan menggunakan ISDN socket. Terminal yang terhubung dapat mencapai maksimal delapan perangkat berbasisi teknologi ISDN. Tidak menutup kemungkinan terminal konvensional masih dapat dihubungkan ke NT melalui peralatan Terminal Adapter (TA). Disinilah letak keluwesan ISDN, masih bisa menggunakan telepon analog, maupun peralatan lain non-ISDN.
Primary Access terdiri atas 30 atau 23 B-Channel dan sebuah D-Channel 64 Kbps/detik dan dikenal dengan PCM30/PCM23. Pelanggan PABX (Privat Automatic Branch Exchange) dapat mempergunakan Primary Access, yaitu lembaga yang memerlukan komunikasi dengan transmisi berkecepatan tinggi. Kecepatan akses data melalui Primary Access bisa mencapai (30 x 64 Kbps) + 64 Kbps = 2 Mbps untuk PCM30 atau (23 x 64 Kbps) + 64 Kbps = 1,5 Mbps untuk PCM23.
Peralatan tambahan lainnya yang diperlukan untuk mengembangkan STDI ke arah JDPT yaitu Service Module yang digunakan untuk berhubungan dengan pelayanan khusus seperi database, jaringan data, atau text konvensional. Di samping peralatan hardware, penggantian software perlu dilaksanakan juga untuk menambah fungsi-fungsi baru pelayanan ISDN.
Masa Depan
Tidak bisa dipungkiri bahwa para ahli di dunia sekarang sudah menemukan dan memperkenalkan teknik komunikasi yang lebih canggih, seperti pengembangan NISDN menjadi BISDN (Broadband ISDN) yang menyediakan lebar jalur yang lebih lebar untuk komunikasi, dari sekedar layanan telepon suara sampai gambar bergerak (video).
Teknologi ini menawarkan kecepatan transfer data sampai 100 Mbps (Mega Bit per detik). Disampaing itu telah dikembangkan pula teknik transfer data ATM (Asyncronous Transfer Mode) yang sanggup mengirimkan data pada kecepatan 140 Mbps, yangmendukung perkembangan ke arah Information Superhigway, semacam "jalan tol' lalu lintas komunikasi yang semakin padat itu.
Sekarang, kita wajib bersyukur dengan segera dibukanya layanan ISDN di Indonesia, yang kabarnya merupakan sumbangsih bidang Telkom kepada ibu pertiwi. Peresmiannya sendiri akan dilakukan pada saat ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-50.
Tent dengan segala pertimbangan yang sangat prinsipil, Indoensia akan mengikuti perkembangan bidang tertelekomunikasian dunia, sebagai manifestasik dari arah dan pandangan masa depan yang lebih baik.
Dengan segera diterapkannya layanan jaringan ISDN di Indoensia, paling tidak inilah salah satu wuduj nyata adaptaasi hasil perkembangan teknologi telekomunikasi yang canggih ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar